Cinta ituh sama kaya maen PS...

BerhentiLah mengejar kesempurnaan cinta, karna itu gakan pernah ada. Ga juga dengan mati-matian mengubah diri L jadi seseorang seperti yang dia pinta. Ga perlu pura-pura jadi orang lain, dan emang ga bakalan pernah bisa.

Mencintai dia, hari demi hari, berarti mencintai diri L sendiri; menerima kekonyolan, “kekurangan”, serpih-serpih terdalam di diri L, yang selama ini tersembunyi di balik topeng-topeng kecantikan atau kepribadian.

Ga siapapun, ga juga L, yang bisa tau segalanya tentang diri L sendiri. Dan emang itu ga perlu! Yang penting, dalam setiap momen yang ada, L mengekspresikan, memproyeksikan apa yang L rasakan. Biar semua keluar, seperti debu yang memutar ke langit, diangkat angin puting beliung.

Marah, kecewa, menangis, berteriak, “Udah, kita putus. Cape gw!”, atau apapun, ga ada yang haram dilakukan. Itu ga masalah. Yang penting adalah, bagaimana L dan dia bisa kembali merasakan cinta mengobati semua luka, reunite, re-connected, dan setiap itu terjadi, kalian mestinya telah naik satu level, seperti main PS, bukannya malah memulainya dari awal lagi. Itu namanya game over!

Tak perlu bersumpah bahwa L ga akan pernah marah lagi sama dia. Itu cuma akan bakaLan nambah koleksi sumpah yang L langgar. Pergulatan hidup bakal sering berakhir dengan air mata. Masa depan yang tak pernah pasti bakal menyebabkan stress, negbuat L terjebak dalam malam-malam panjang tanpa bisa memejamkan mata.

Tapi beres pertengkaran itu, dinginnya kesendirianan perlahan akan ngingetin L, betapa dia sungguh berharga, betapa dia sudah menjadi bagian terdalam dari diri L, yang harus L terima, seperti L nerima ketidaksempurnaan diri L sendiri...

Don't be chiLdish..Anak keciL suka banget sama mainan. Tapi kaLau mamanya beLiin dia maenan baru, dia bakaL Lupa ama maenan  yang Lama. Bosen sama maenan yg Lama. Tapi orang dewasa, dia bakaL berpikir, gimana caranya ngiLangin kebosenan dan kejenuhan dia dari maenan yg Lama..