Teruntuk kamu.

Teruntuk kamu...

30 hari sudah kulewati tanpa kamu dan aku menulis ini sambil tersenyum mengingatmu.

5 tahun terakhir hidupku, diisi dengan kamu di setiap harinya sampai akhirnya kamu menghilang.

Teruntuk kamu, terima kasih.

Untuk menemaniku selama 60 bulan waktumu, mengajarkanku banyak hal baru, membuat aku kembali percaya artinya ketulusan.

Detik ini, aku masih belum mengerti rencana Tuhan, tapi aku selalu percaya, Tuhan punya rencana yg indah untuk kamu dan untuk aku.

Hari ini dan seterusnya, aku akan selalu tersenyum melihat kamu terus melangkah ke depan, menggapai citamu.

Tidak ada lagi sakit setiap mengingatmu, karena dari kamu, aku belajar untuk melepaskan sesuatu yang tidak lagi bisa digenggam. Ibarat pasir di pantai, semakin digenggam semakin hilang dan sakit.

Satu-satunya caraku untuk menghilangkan sakit dan kecewa, adalah dengan merendahkan hatiku untuk memaafkan dan merangkul rasa sakit itu. Dan aku berhasil, aku yakin kamu juga pasti berhasil.

Aku pikir, tanpa kamu, hidupku akan kosong. Ternyata aku salah. Aku belajar, bahwa kebahagiaan berasal dari diriku sendiri. Aku harus mencari kebahagiaanku sendiri, baru setelahnya aku bisa bahagia bersama orang lain. Aku harus menjadi pribadi yang baik baru setelahnya aku bisa memberi yang terbaik untuk org terbaik yg akan Tuhan sediakan nantinya.

Hei teruntuk kamu, terima kasih.

Untuk 60 bulan mengantarku berjalan sampai aku ada disini menjadi seperti sekarang, menjadi pribadi yg lebih baik. Tidak ada satupun penyesalan dalam hidupku sampai detik ini, tidak ada satupun kemarahan dan kebencian tentangmu.

Orang bilang, kamu yg akan menyesal. Tapi mereka salah. Tidak ada yg akan menyesal di antara kita, karena kita sudah melewati 60 bulan kehidupan, naik dan turun, hujan dan badai, sampai kamu dan aku menjadi seperti sekarang. Kamu yg pintar, luar biasa, sukses dan dewasa. Begitu juga dengan aku. 

Kamu adalah bagian dalam perjalanan kehidupanku sebagai seorang manusia. Tanpa kamu, aku tidak akan menjadi aku yang sekarang.

Teruntuk kamu, terima kasih.

Sekarang, aku benar-benar tulus melepasmu. Selamat jalan, teruslah mendaki, jangan lupa sesekali lihatlah ke bawah dari mana kamu berasal. Jangan sampai ketinggalan kerendahan hati.

Teruntuk kamu, terima kasih ☺️