That Light is your dream
Aku menggapainya, bukan
dengan caraku. Tapi lewat caranya.
Aku menggapainya, bukan
dengan jalanku. Tapi lewat jalannya.
Aku dihadangkan pada sebuah
jalan lurus dengan sebuah cahaya terang yang entah darimana asalnya. Cahaya itu
menerangi jalanku dan menuntunku berjalan.
Berjalan dan terus
berjalan...
Puluhan, ratusan bahkan
belokan kulewati begitu saja. Kakiku tetap melangkah maju mengikuti sumber
cahaya, tanpa peduli sekian batu dan lubang yang harus kulewati.
Ketika suatu ketika aku
terjatuh ke dalam lubang yang kurasa adalah lubang terdalam sepanjang masa
perjalananku, aku berusaha merangkak ke atas. Namun aku terjatuh, lagi dan
lagi, bahkan semakin dalam. Namun, mulut lubang dimana aku terjatuh, itulah
satu-satunya jalan keluar yang ada. Berusaha sekuat tenaga untuk keluar,
berusaha sampai jiwa dan raga terasa hilang. Dan disitulah Dia datang,
mengulurkan tangannya dan menarikku keluar. Dia ada di atas lubang itu dari
sejak pertama kali aku terjatuh, namun dia hanya ingin melihat aku berusaha
sekuat tenaga terlebih dahulu.
Aku meneruskan perjalananku
dan aku bertemu dengan seorang yang bertanya apakah aku lelah. Seorang itu
berkata, ada sebuah jalan pintas di sana. Aku berpikir sejenak, kemudian aku
menggeleng pelan. Seorang itu tersenyum kemudian pergi. Aku tidak pernah tahu
bagaimana jalan panjang tak berujung ini tetap ada jika memang ada jalan
pintas.
Aku kembali melanjutkan
perjalananku dan aku melewati sebuah sawah. Disana aku belajar menabur benih
padi, menyiram, menunggui padi itu hingga tumbuh, membersihkan alang-alang dan
mengusir hama. Sampai akhirnya tibalah hari panen, dan aku menuai banyak sekali
padi yang kemudian menjadi beras dan bisa aku makan.
Aku kemudian berpamitan dan
kembali melangkahkan kakiku dengan bekal beras berpuluh-puluh karung. Ada
seorang yang melihatku membawa karung-karung beras dengan susah payah dan dia
menawarkan bantuan memikul karung beras. Katanya, tujuan kami sama.
Akhirnya aku sampai di
sini. Cahaya yang menuntunku, bukanlah lagi sebuah cahaya, tetapi dia berubah
menjadi sosok yang sangat aku kenal. Dia
tersenyum padaku, aku pun tersenyum padanya. Ini adalah akhir dari
perjalananku.
Comments
Post a Comment